Berita Hoaks tidak akan mempan jika mengikuti langkah berikut ini

 

Sumber Gambar: pexel

Era sekarang, media sosial seakan menjadi kebutuhan primer bagi setiap manusia. Apalagi kondisi pandemi yang masih ada di Negeri kita tercinta Indonesia. Tidak ada atau mungkin jarang manusia yang terlepas dari jeratan media sosial. Hal ini karena media sosial dibutuhkan untuk berkomunikasi dan sarana berbagi informasi. Al Quran memberikan kepada kita uraian yang rinci dan tegas dalam memberikan panduan. Salah satunya mengenai selektif dalam menyaring informasi. 

Bagaimana cara kita dalam merespon suatu infromasi ?. Berikut penjelasannya.

1. Seluruh aktifitas harus punya dasar ilmu


Sumber gambar: pexels

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabanya” QS. 17: 36

Jangan sekali-kali (huruf la dalam ayat itu sifatnya larangan) engkau mengikuti sesuatu (baik sifatnya ajakan atau mengikuti sebuah berita) yang kau tak punya dasar keilmuannya, (belum punya ilmunya dan belum jelas kebenarannya). Sungguh sumber pengetahuan yang  diberikan Allah baik pendengaran, penglihatan, dan akal suatu saat akan dihisab. Ditanya oleh Allah.

Dimana pendengaran, penglihatan, dan akalmu saat mendengar informasi (mengapa tidak melacak terlebih dahulu dengan alat tersebut kemudian baru merespon) ?

2. Validitas ilmu

 

Sumber gambar: pexels

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

“Hai orang orang yang beriman (semua orang beriman), jika datang kepadamu orang fasik yang membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatan itu” QS. 49: 6

Jika ada informasi dibuka dengan kalimat panggilan iman maka informasi yang disebutkan baik berupa perintah, larangan atau sekadar informasi. Ini menunjukkan iman kita sedang dipertaruhkan disini. Maksudnya kita diuji seberapa tinggi iman kita ketika mendengar suatu informasi. Apakah langsung percaya atau kita menggunakan alat yang diberikan Allah tadi seperti pendengaran, penglihatan, dan akal sebelum kita merespon informasi tersebut. 

Jika suatu masa ada berita yang mengguncang berita yang mengundang banyak perhatian, membuat khawatir, penasaran atau membuat kita kepikiran (naba) dan ada orang yang membawa satu berita yang membuat heboh namun berita itu belum jelas.  Kamu jangan langsung respon dan simpulkan cek dulu kebenarannya.

Bagaimana cara mengeceknya ?

dalam Qs. 16: 43 Allah berfirman:

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلَّا رِجَالًا نُوحِي إِلَيْهِمْ ۚ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

"Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui"

Jika anda memiliki persoalan cepat (jangan ambil kesimpulan dulu, jangan merespon dulu) tanyakan kepada orang yang dzikr. Pengetahuan disebut dzikir. Dzikir pun diartikan dengan ilmu (Qs: 3: 190-191).

Jika medapat informasi yang kita tidak ketahui ilmunya maka kita harus cari orang yang pakarnya atau pakar dalam persoalan tersebut. ahlun menujuk pada pakar. Ketika kamu belum mengerti jangan merespon dulu tayakan dulu ke pakarnya.

dalam kaidah bahasa arab ada 3 kata yang memiliki arti sama namun beda waktu kejadiannya. ada huuf Wau: beberapa menit kemudian, Tsuma: jauh jaraknya, Fa: mengikat tanpa jeda/cepat. Ayat tersebut (An-Nahl ayat 43) menggunakan huruf (fa) dalam menyebut kata maka. artinya kita disuruh untuk cepat untuk bertanya ke ahli ilmu.

Sumber: Kajian Ustadz Adi hidayat dalam Program aku suka Ramadhan dengan judul Isu Dukhan dan benturan Asteroid

link video: https://www.youtube.com/watch?v=UFaItbewWRc

 

Blog Pertama Ikhsannul Amal

 Catatan Amal: Blog milik Ikhsannul Amal

Assalamu’alaikum Warahmatullah wabarakatuh

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberi saya nikmat sehingga dengan nikmat itu tangan saya mampu diberikan kesempatan untuk membuat catatan melalui blog ini. Sebelumnya perkenalkan nama saya Ikhsannul Amal. Lingkungan saat kecil basa memanggil saya Akmal. Terhitung hingga tulisan ini dibuat saya termasuk mahasiswa tingkat akhir di kampus pertanian terbaik indonesia. 21 tahun lalu saya dilahirkan di daerah yang sering disebut sebagai kota Mangga.

Catatatn amal, sebuah nama blog yang terlintas alam pikiran. bukan bermaksud mencatat perbuatan saya tapi lebih kepada catatan punya amal. semoga selain memang sebagai catatan blog dengan nama ini bisa menjadikan pengingat bagi kita. Maksud saya membuat blog ini adalah sebagai catatan ilmu yang pernah saya pelajari. Dari mulai Ilmu Biologi, Sejarah, dan mungkin catatan-catatan lain seputar hobi. Bukan tanpa sebab, karena belajar dari pengalaman sebelumnya yang hanya mengandalkan ingatan sehingga beberapa ilmu yang dipelajari menguap begitu saja alias menghilang. Sehingga Tulisan ini dibuat dengan maksud untuk mengingat ilmu yang pernah dipelajari dan mencoba membagikannya. Pernah mendengar sebuah petuah dari seorang guru bahwa ilmu itu sangat mudah lepas, maka untuk menghindarinya ikatlah ilmu dengar tulisan. Betul memang dulu tokoh-tokoh besar para pendiri bangsa terkenal karena tulisannya. Kita tahu ada Buya Hamka, Tan Malaka dan Muhammad Natsir. Mungkin juga ada pahlawan lain yang belum saya ketahui. Intinya dengan tulisan kita bisa menyimpan memori, menuangkan ide dan sarana berargumentasi. Semoga tulisan saya bisa bermanfaat. semoga juga Allah meridhai tulisan saya. Mohon maaf jika ada salah kata Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.

Bogor 30 Agustus 2021, pukul 22:15 WIB

Ikhsannul Amal

Cerpen: Tanpa judul

Tanpa Judul     Muka cuek itu masih menghiasi sebagian kepalanya, bukan bukan karena benci lebih tepatnya   tidak ingin diperhatikan lebih...