Tampilkan postingan dengan label Resensi buku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Resensi buku. Tampilkan semua postingan

make new habits

 Cara Membuat Kebiasaan Baru

 
mbentuk kebiasaan baru
Sumber Gambar: https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-berbaju-hitam-buku-bacaan-4132936/

Pernahkah kalian melihat Cristiano Ronaldo bermain sepak bola? atau Lionel Messi menggocek lawan-lawannya. Mungkin diantara kita bertanya-tanya bagaimana mereka bisa bermain bola begitu indahnya dan konsisten. hingga mereka disebut sebagai GOAT (Greatest of All Time). Contoh lain jika kalian tidak suka dengan pertandingan sepakbola, Cobalah kita perhatikan saat kita mandi. bagaimana kita terbiasa menggosok bagian tubuh dengan urutan yang selalu sama setiap harinya. Menggosok kaki terlebih dahulu hingga ke kepala ataupun sebaliknya. gerakan menggosok itu kita lakukan secara otomatis atau tanpa berpkir panjang. Kedua contoh diatas merupakan sebuah bentuk kebiasaan. Kebiasaan terbentuk karena melakukan hal yang sama berulang-ulang kali. Ronaldo dan Messi mungkin menghabiskan umurnya untuk bermain bola sehingga mereka jago dalam bermain bola begitu juga dengan kita yang setiap hari mandi akhirnya jadi ahli dalam menggosok badan sendiri.

Messi vs Ronaldo

Kebiasaan itu penting kita bentuk. Kebiasaan merupakan cerminan  karakter seseorang. Kita dapat dikenal orang karena kebiasaan yang terlihat. Jika kita membiasakan perbuatan baik maka kita dikenal dengan orang baik. Begitu juga Ronaldo dan Messi karena mereka berdua terbiasa bermain bola akhirnya mereka dikenal sebagai pemain bola. Tidak mungkin Messi yang terbiasa bermain bola terkenal menjadi pemain bulu tangkis. Oleh karena itu kita bisa membentuk diri kita sesuai yang kita inginkan dengan cara mengubah kebiasaan. Jika kita ingin menjadi penulis maka biasakan diri kita untuk menulis.

Namun terkadang ada kendala saat kita membuat kebiasaan baru. yaitu rasa bosan yang disebabkan kegiatan yang sama dilakukan secara berulang-ulang. Dalam buku Atomic Habits ada beberapa cara dalam membentuk biasaan baru. James Clear sang penulis buku tersebut menuturkan ada 4 hukum dalam membentuk kebiasaan baru yaitu melihat, menarik, mudah dan menyenangkan.

Langkah pertama dalam menciptakan kebiasaan adalah mendaftarkan kebiasaan apa saja yang ingin kita buat. Pada tulisan ini saya akan mencontohkan satu kebiasaan baik yaitu Membaca buku.

Hukum 1 (Petunjuk) menjadikannya terlihat.

Misal kita ingin menciptakan kebiasaan membaca buku setiap hari maka petunjuk yang mengarahkan kita pada kegiatan tersebut harus bisa dilihat. Contohnya dengan meletakkan buku di kasur kita. dengan itu ketika kita ingin rebahan kita ingat untuk membaca buku karena ada petunjuk tersebut.

Hukum 2 (Gairah) menjadikannya menarik

Dalam hukum ke dua ini jadikan kegiatan membaca buku menjadi kegiatan yang menarik. membaca buku dapat menjadi menarik karena ada sesuatu alasan seperti membaca buku dapat menambah pengetahuan kita. atau bisa juga kita kaitkan dengan kegiatan yang sudah menjadi kebiasaan. Misalnya dengan kegiatan pengisi jeda waktu menunggu cucian selesai di mesin cuci atau kebiasaan memnium kopi di pagi hari, kedua kebiasaan itu bisa dikaitkan dengan cara seperti ini. Jadi kaitkan kegiatan yang ingin dilakukan dengan sesuatu yang menarik bagi kita atau kebiasaaan lama yang sudah terbentuk. Hal ini bisa meningkatkan dopamin, hormon yang memberikan rasa puas. 

Prinsip Premack “bahkan seandainya anda tidak ingin melakukan hal baru anda akan bersedia dan terpacu melakukannya karena ada kegiatan pengiring yang ingin anda lakukan.

Hukum 3 (Tanggapan) menjadikannya mudah

Membentuk kebiasaan adalah Proses. Dalam proses kita tidak perlu melakukannya berlama-lama cukup singkat namun berkelanjutan dalam melakukannya. kita bisa memulai dengan membaca buku 1 lembar setiap hari atau jika kita ingin mengukur dengan waktu kita bisa membaca buku selama 5 menit setiap hari. Sedikit namun konsisten lebih baik. Tidak perlu kita melakukannya dengan intensitas yang tinggi. Pada prinsip ini kebiasaan yang baru kita bentuk dijadikan terasa mudah. Bukan tidak mungkin jika kita langsung menggunakan standar yang tinggi maka kita akan mudah bosan bahkan berhenti untuk melakukannya. Karena dalam membentuk kebiasaan bukan berapa banyak tapi berapa kali kamu melakukannya.

Hukum ke 4 (Ganjaran) menjadikannya memuaskan

Terakhir yaitu ganjaran. Dalam hukum ini kita berusaha mengapresiasi diri sendiri atas kebiasaan yang telah dilakukan. Hukum ke empat ini dapat diaplikasikan setiap sebulan sekali atau setiap beberapa minggu sekali setelah kita menyelesaikan kebiasaan baru yang telah dibentuk. Hukum ganjaran ini dapat menjadi motivasi bagi kita untuk meningkatkan standar kebiasaan yang telah dilakukan hingga kita berada di tahap ahli dalam melakukan sesuatu. Keahlian merupakan tujuan akhir kita dalam melakukan kebiasaan sehingga dapat menjadi karakter kita.


Begitulah cara agar kita dapat membentuk kebiasaan baru menurut buku Atomic Habits

Terimakasih.

Semoga bermanfaat


Akmal Ghazi

Pelajaran hidup dari sebuah keluarga di Gaza

 Pelajaran hidup dari sebuah keluarga di Gaza: Resensi Buku Nyala semesta

Sinopsis

Sebuah novel yang ditulis Farah Qoonita. Menceritakan Perjuangan sebuah keluarga di Gaza, Palestina. Keluarga ini kompak memiliki cita cita yaitu membebaskan Masjidil aqsha di kota al quds atau yang kita kenal sekarang sebagai yerusalem dan wilayah Palestina lainnya. Perjuangan yang ditempuh pun berbeda beda. Khalid, sang kepala keluarga merupakan salah satu pimpinan hamas yang terkenal dengan ketangguhannya. Hanah Istri sekaligus sang ibu yang berjuang mendidik anaknya menjadi seorang pembebas Palestina. Maryam, si bungsu yang selalu belajar dan membantu ibunya. Mushab anak pertama yang berjuang menjadi ahli politik internasional dengan cara belajar di perguruan tinggi di turki. Sementara Hassan dan yussuf berjuang menjadi pasukkan Izzudin Al-Qassam dan seorang jurnalis. 

 

 Kelemahan dan Kelebihan

 Beberapa kelemahan buku ini

1. Buku ini cukup bagus, namun ada beberapa penggunaan istilah asing (tidak umum) yang tidak diberikan penjelasan di bagian bawah pada halaman tersebut. Sehingga pembaca seakan-akan harus tahu apa yang diceritakan.

2. Ada satu adegan dimana Hanah seorang ibu yang mengobrol (bercerita) dengan anaknya, Maryam. Namun Obrolan tersebut seakan seperti obrolan antar orang dewasa. Bukan antar orang tua dan anaknya. Tapi untuk keseluuhan obrolan ada yang seperti orang tua dan anak.

3. Di awal cerita mushab yang siuman setelah pingsan akibat dijebak oleh beberapa orang, terkaget karena menemukan foto dirinya yang bersetubuh dngan Wanita yang belum halal. Cerita ini sebenarnya bagsus apabila ada penjelasan di cerita-cerita selanjutnya namun sampai akhir tidak dijelaskan apakah itu benar. Padahal respon pertama mushab setelah melihatnya dia masih mengucapkan istigfar yang artinya dia tidak terabwa mabuk dan sebagainya.

    Kelebihan buku ini menurut saya yaitu adanya ruh perjuangan yang ingin dibagikan dari observasi penulis kepada pembaca yaitu bahwa walaupun dalam keadaan terbatas, terisolasi dan terancam namun harapan untuk berubah itu masih ada, berubah menjadi pribadi yang lebih baik dan tentunya mampu membebaskan Palestina. Selain ruh perjuangan adanya nilai tawakal yang dibagikan penulis ke pembaca bahwa semua yang kita usahakan itu tidak lepas dari pertolongan dan Izin Allah. Bayangkan saja Gaza yang  terisolasi dan memiliki keterbatasan mampu bertahan melawan salah satu negara yang memiliki teknologi militer tercangih di dunia. siapa lagi kalau bukan karena Pertolongan Allah. Karena secara matematika manusia mustahil untuk bertahan tapi faktanya berpuluh-puluh tahun Gaza masih kokoh menantang Israel.

    Selain nilai-nilai tadi ada juga nilai yang penting untuk dibagikan yaitu lingkungan. Lingkungan ternyata penting bagi kita untuk bertumbuh menjadi lebih baik. Sebaik apapun iman kita butuh lingkungan yang sefrekuensi (seiman) untuk menjaga hati dan pikiran kita. Sebagai contohnya saja di novel ini, mushab yang memiliki latar belakang agama islam yang kuat dari keluarganya mampu berkurang imannya hingga menjadi agen mossad karena lingkungan kampusnya yang tidak mendukung.

Begini cara mencari makna hidup

Begini Cara Mencari Makna Hidup: Resensi Buku Man's Search for Meaning

 

Buku Man's Search For Meaning

    Sebagian dari kita pasti pernah merasakan penderitaan. Lahir dari keluarga yang tidak harmonis, menjadi korban pembulian di sekolah dan berbagai macam penderitan lainnya. Ada beberapa orang yang memilih jalan keluar dari penderitaan itu dengan mencari kesenangan yang justru membahayakan. Seperti narkoba, minum minuman keras bahkan yang paling parah bunuh diri. Nah teman-teman sekalian di buku ini, segala fase kehidupan contohnya penderitaan itu ada maknanya.  bagaimana itu bisa terjadi yuk baca resensi bukunya.

Resensi Buku Man's Search For meaning

 Deskripsi Buku

Judul Buku                  : Man’s Search for meaning (cetakan Indonesia)

Penulis                         : Victor Frankl

Penerbit                       : Noura Publishing

Tahun Terbit               : 2013 (Indonesia)

Jumlah Halaman         : 266 Halaman


Biografi Penulis

    Viktor Frankl, penulis buku Man’s Search for Meaning adalah seorang neurolog dan psikiater terkemuka di eropa. Selama hidupnya dia pernah ditawan di kamp konsentrasi Nazi (Kamp Auschwitz) pada masa perang dunia kedua. Begitu juga dengan istri, ayah, ibu dan anaknya. Namun mereka berada di kamp berbeda. Saat mengetahui kabar kematian keluarganya itu. Viktor menemukan makna bahwa hidup harus terus berjalan di dalam kondisi penderitaan sekalipun. Menurutnya kita tidak bisa menghindari penderitaan namun kita bisa mengatasi dan menemukan makna di setiap penderitaan. Karena dengan itu kita bisa menemukan alasan mengapa kita harus bertahan hidup.

 

Isi Buku

    Buku ini dibagi menjadi dua pembahasan. Bahasan pertama adalah cerita bagaimana seorang Viktor Frankl yang ditawan di Kamp konsentrasi Nazi. Kejadian demi kejadian yang dialami, dia ceritakan di bagian ini. Seperti kamp pada biasanya menjadi pekerja paksa adalah suatu hal yang biasa bahkan wajib dilakukan tawanan. Makan adalah hal yang sangat langka, jangankan diberi semangkok nasi makan hanya 1 kali dalam sehari itu pun hanya sup kacang hijau yang encer dan sepotong roti. Pemberian itu tidak berbanding lurus dengan pekerjaan yang diberikan. Bermalasan-malasan bukan sebuah pilihan walaupun memang kenyataannya tahanan dalam keadaan Lelah. Sakit ? adalah suatu ha yang haus dihindari tahanan, jika terlihat sakit maka orang tersebut akan dikirim ke kamar gas. Dan tidak ada kehidupan setelah masuk ke kamar itu. Terkadang Viktor Frankl mampu melewati semua itu dengan memanfaatkan keahliannya sebagai seorang psikiater. Terkadang dia menjadi penasehat ketua kamp yang kejam sehingga dirinya tidak terkena kekejaman ketua tersebut. Namun yang pasti dia tidak pernah dikirim ke kamar gas.

Penemuan Makna hidup

Selama berada dalam kamp, Viktor menemukan makna kehidupannya. Melalui tiga alasan dia menemukannya yaitu Pekerjaan, Cinta dan Penderitaan. Karena pekerjaannya dia memiliki alasan untuk hidup/tidak bunuh diri di dalam kamp agar dapat mempublikasikan karyanya (logoterapi) selepas keluar dari kamp. Karena keinginannya bertemu dengan istrinya Viktor ingin sekali bertahan hdu walau berada di dalam kamp yang banyak sekali penderitaan.

“Dia yang menemukan alasan untuk hidup dapat menanggung apapun kondisi kehidupan yang menimpanya”

Setiap orang memiliki makna hidup yang berbeda. Makna hidup bisa ditemukan sesuai dengan kondisinya artinya makna hidup tidak bisa secara umum ditetapkan. Makna hidup bersifat spesifik. kita memaknai hidup dalam suatu kondisi.

Makna hidup sejati ditemukan melalui tanggung jawab yang bukan terhadap dirinya. (pekerjaan dan istrinya)

Makna dibalik penderitaan

Setiap orang memiliki caranya sendiri dalam memaknai penderitaan. Intinya apa yang terjadi tidak bisa diubah tapi pandangan soal penderitaan dapat diubah.


Teori Logoterapi

    Karena pengalamannya berada di kamp konsentrasi Viktor Frankl menemukan teori Logoterapi, sebuah terapi psikologi yang menitik beratkan pada pemaknaan hidup seseorang. Berbeda dengan psikoanalisis yang dimana pasien bertanya bagaimana cara mengobati dirinya/menyelesaikan masalah hidupnya. Logoterapi justru menyuruh pasiennya bertanya kepada diri sendiri apa makna hidupnya. Perbedaan mendasar logoterapi dan psikoanalisis yaitu jika di psikoanalisis menitik beratkan pada keinginan mencapai kesenangan /mencari kesenangan. di logoterapi bagaimana kita bisa memaknai setiap kefase kehidupan bahan di dalam kondisi terburuk sekalipun


Kelebihan Buku

1. Walaupun terdapat cerita pribadi ketika berada di dalam kamp konsentrasi, Viktor Frankl tidak menceritakan kisahnya dengan mendramatisir, namun lebih kepada bagaimana cara dia bertahan hidup di kondisi terburuk.

2. terjemahan bukunya sangat baik 

-Akmal Ghazi

Cerpen: Tanpa judul

Tanpa Judul     Muka cuek itu masih menghiasi sebagian kepalanya, bukan bukan karena benci lebih tepatnya   tidak ingin diperhatikan lebih...