Tampilkan postingan dengan label Renungan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Renungan. Tampilkan semua postingan

Kematian dan Kebiasaan

 Kematian dan Kebiasaan

Gugur daun
Sumber Gambar: Pixabay

    Mendengar kata kematian, apa yang terbesit dalam hati dan pikiran kita ? Rasa takut, berakhirnya kehidupan atau malah bahagia ?, Berbicara mengenai kematian pasti kita semua sepakat bahwa kematian pasti terjadi dan dirasakan semua makhluk hidup. Sudah banyak kejadian yang mengingatkan kita akan hal ini. mulai dari kematian teman, keluarga dekat atau mungkin orangtua kita sendiri. 

Allah berfirman dalam Al Quran surah Ali Imran ayat 185.

“setiap yang bernyawa akan merasakan mati…..” 

kematian memang sebuah kepastian dan tidak bisa dikendalikan. Namun kita bisa mengendalikan dengan kondisi apa kita dimatikan oleh Allah. Dalam kondisi terbaik kah atau justru sebaliknya, naudzubillahimindzalik.

    Bagaimana caranya supaya kematian kita bisa dalam keadaan baik. Satu kunci dalam menjawab pertanyaan ini adalah bahwa kondisi kematian kita ditentukan oleh kebiasaan kita. kegiatan yang dilakukan berulang ulang sehingga tanpa berpikir panjang untuk melakukannya itu disebut kebiasaaan. Kebiasaan kita apakah dalam keadaan taat atau maksiat. Taat itu tidak sebatas dalam ibadah tapi juga bisa dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya ketika bekerja antara bekerja dengan taat dan maksiat itu beda. Bekerja dengan ketaatan kepada Allah akan membawa pekerja tidak melanggar syariatnya. Bekerja dengan taat itu bisa bernilai ibadah jika meniatkannya sebagai ibadah. Kebiasaan kebiasaan inilah yang kita harapkan. Kebiasaan meniatkan segala aktivitas kita dalam rangka ketaatan kepada Allah. Sehingga Ketika kematian itu datang insya Allah kita dimatikan dalam kebiasaan baik tersebut.

 

9 Juni 2022

-Akmal Ghazi

 

Hikmah dari Saudara kita di Timur Tengah



Hikmah dari Saudara kita di Timur Tengah

Hikmah dari saudara kita di timur tengah

  

Mungkin kita bertanya kenapa sih Allah tidak langsung menghancurkan saja Israel  agar tidak terus-terusan menyerang Palestina, mengapa Allah tidak mencabut saja kekuasaan bashar al assad agar penduduk suriah tidak menderita selama belasan tahun, mengapa Allah tidak timpakan saja azab bagi penguasa zalim lainnya. Salah satu alasan atau hikmah yang allah berikan kepada kita terhadap kehancuran di negara yang mayoritas muslim adalah Allah ingin menghilangkan kepada mereka (kaum muslim) dari rasa cinta terhadap dunia. Mereka sudah terlatih oleh Allah apa itu arti kehilangan. Ditinggalkan orang tua, saudara, paman ,bibi, tetangga dan orang yang dicintainya karena perang. Rumah hancur, kekayaan hilang, makanan menjadi sulit didapat. Karena itulah yang ada dipikiran mereka adalah bagaimana mempersiapkan kehidupan terbaik setelah hidup di dunia (akhirat). Mereka berjuang karena allah untuk menjadi manusia veris terbaik yang Allah mau. mereka menjauhi maksiat, bagaimana mungkin mereka bermaksiat Ketika lingkungan tempat tinggalnya jauh dari nyaamn untuk berbuat maksiat. Rudal dan bom yang bisa kapan saja menimpanya jika ia bermaksiat pada waktu itu.

    Justru kita yang harusnya lebih mengkhawatirkan terhadap diri kita sendiri. Diberikan semua kemudahan dalam hidup. Hidup di lingkungan aman tanpa peperangan.  Seharusnya membuat diri kita lebih banyak beramal sholeh dan menjauhi amal salah. Justru kita yang harus mengasihani diri sendiri disbanding mereka kaum muslim palestina dan suriah. Mengasihani diri sendiri dengan cara memerbaiki amalan salah satunya dengan membantu pasokan materi bagi mereka kaum muslim di palestina dan suriah agar kita mendapatkan pahala dari Allah subhanallahu wata’ala.

 

Akmal Ghazi

Pelajaran dari Sepiring Nasi Goreng

Pelajaran dari Sepiring Nasi Goreng


Pelajaran dari sepiring nasi goreng
Sumber Gambar: Shutterstock/Kravtzov


SHUTTERSTOCK/Kravtzov)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "15 Nasi Goreng Enak di Yogyakarta, Cocok untuk Makan Malam", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/food/read/2022/02/20/220300275/15-nasi-goreng-enak-di-yogyakarta-cocok-untuk-makan-malam?page=all.
Penulis : Lea Lyliana
Editor : Lea Lyliana

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0Lshutterstock
SHUTTERSTOCK/Kravtzov)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "15 Nasi Goreng Enak di Yogyakarta, Cocok untuk Makan Malam", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/food/read/2022/02/20/220300275/15-nasi-goreng-enak-di-yogyakarta-cocok-untuk-makan-malam?page=all.
Penulis : Lea Lyliana
Editor : Lea Lyliana

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

SHUTTERSTOCK/Kravtzov)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "15 Nasi Goreng Enak di Yogyakarta, Cocok untuk Makan Malam", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/food/read/2022/02/20/220300275/15-nasi-goreng-enak-di-yogyakarta-cocok-untuk-makan-malam?page=all.
Penulis : Lea Lyliana
Editor : Lea Lyliana

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

    Berbicara mengenai nikmat, mungkin kita sudah sering mendengar bahwa nikmat yang Allah berikan itu begitu banyak. Ada perumpamaan yang sering diungkapkan jika kayu di muka bumi dijadikan sebagai pena dan lautan dijadikan sebagai tinta masih tidak cukup untuk menuliskan nikmat allah. Saking banyaknya nikmat allah kita tidak mampu menghitungnya. Bagaimana cara kita berterimakasih kepada Allah atas nikmat-nikmat yang diberikannya ? carannya yaitu dengan bersyukur. Cara bersyukur yaitu kita dapat menggunakan semua nikmat Allah itu untuk melakukan kegiatan yang bernilai pahala. Namun realitanya tidak semua orang dapat melakukan hal demikian. Masih banyak orang yang diberikan nikmat oleh Allah namun tidak mensyukurinya. Diberikan nikmat tapi malah berbuat kerusakan membakar hutan, korupsi, dan kegiatan kegiatan berdosa lainnya. Mereka sombong bahwa itu semua bukan karena nikmat dan kemudahan yang diberikan Allah tapi 100% usaha mereka. Anggapan ini justru salah.

    Jika kita sedikit memikirkan nikmat allah maka kita akan sangat takjub dengan karunia tersebut. Sebagai contoh, saat kita sarapan dengan nasi goreng maka kita akan berpikir betapa banyak nikmat allah yang tersaji dalam sepiring nasi goreng. Bagaimana nasi itu dapat sampai di piring kita ? semua tentunya bukan 100% usaha kita ada peran Allah yang menumbuhkan padi, menggerakan hati petani untuk merawat padi sampai panennya hingga sampailah beras itu di dapur anda. Ada usaha petani garam yang atas izin Allah dapat merubah air laut menjadi garam dengan cara pemanasan. Hingga garam itu sampai di dapur anda. Dan masih banyak nikmat Allah lainnya. Jadi agak sombong kita jika menganggap semua capaian kita dalam hal dunia baik itu karir maupun memasak nasi goreng adalah 100% usaha sendiri. Ada campur tangan Allah. 

 

Akmal Ghazi

Cerpen: Tanpa judul

Tanpa Judul     Muka cuek itu masih menghiasi sebagian kepalanya, bukan bukan karena benci lebih tepatnya   tidak ingin diperhatikan lebih...