Tampilkan postingan dengan label Farah qoonita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Farah qoonita. Tampilkan semua postingan

Pelajaran hidup dari sebuah keluarga di Gaza

 Pelajaran hidup dari sebuah keluarga di Gaza: Resensi Buku Nyala semesta

Sinopsis

Sebuah novel yang ditulis Farah Qoonita. Menceritakan Perjuangan sebuah keluarga di Gaza, Palestina. Keluarga ini kompak memiliki cita cita yaitu membebaskan Masjidil aqsha di kota al quds atau yang kita kenal sekarang sebagai yerusalem dan wilayah Palestina lainnya. Perjuangan yang ditempuh pun berbeda beda. Khalid, sang kepala keluarga merupakan salah satu pimpinan hamas yang terkenal dengan ketangguhannya. Hanah Istri sekaligus sang ibu yang berjuang mendidik anaknya menjadi seorang pembebas Palestina. Maryam, si bungsu yang selalu belajar dan membantu ibunya. Mushab anak pertama yang berjuang menjadi ahli politik internasional dengan cara belajar di perguruan tinggi di turki. Sementara Hassan dan yussuf berjuang menjadi pasukkan Izzudin Al-Qassam dan seorang jurnalis. 

 

 Kelemahan dan Kelebihan

 Beberapa kelemahan buku ini

1. Buku ini cukup bagus, namun ada beberapa penggunaan istilah asing (tidak umum) yang tidak diberikan penjelasan di bagian bawah pada halaman tersebut. Sehingga pembaca seakan-akan harus tahu apa yang diceritakan.

2. Ada satu adegan dimana Hanah seorang ibu yang mengobrol (bercerita) dengan anaknya, Maryam. Namun Obrolan tersebut seakan seperti obrolan antar orang dewasa. Bukan antar orang tua dan anaknya. Tapi untuk keseluuhan obrolan ada yang seperti orang tua dan anak.

3. Di awal cerita mushab yang siuman setelah pingsan akibat dijebak oleh beberapa orang, terkaget karena menemukan foto dirinya yang bersetubuh dngan Wanita yang belum halal. Cerita ini sebenarnya bagsus apabila ada penjelasan di cerita-cerita selanjutnya namun sampai akhir tidak dijelaskan apakah itu benar. Padahal respon pertama mushab setelah melihatnya dia masih mengucapkan istigfar yang artinya dia tidak terabwa mabuk dan sebagainya.

    Kelebihan buku ini menurut saya yaitu adanya ruh perjuangan yang ingin dibagikan dari observasi penulis kepada pembaca yaitu bahwa walaupun dalam keadaan terbatas, terisolasi dan terancam namun harapan untuk berubah itu masih ada, berubah menjadi pribadi yang lebih baik dan tentunya mampu membebaskan Palestina. Selain ruh perjuangan adanya nilai tawakal yang dibagikan penulis ke pembaca bahwa semua yang kita usahakan itu tidak lepas dari pertolongan dan Izin Allah. Bayangkan saja Gaza yang  terisolasi dan memiliki keterbatasan mampu bertahan melawan salah satu negara yang memiliki teknologi militer tercangih di dunia. siapa lagi kalau bukan karena Pertolongan Allah. Karena secara matematika manusia mustahil untuk bertahan tapi faktanya berpuluh-puluh tahun Gaza masih kokoh menantang Israel.

    Selain nilai-nilai tadi ada juga nilai yang penting untuk dibagikan yaitu lingkungan. Lingkungan ternyata penting bagi kita untuk bertumbuh menjadi lebih baik. Sebaik apapun iman kita butuh lingkungan yang sefrekuensi (seiman) untuk menjaga hati dan pikiran kita. Sebagai contohnya saja di novel ini, mushab yang memiliki latar belakang agama islam yang kuat dari keluarganya mampu berkurang imannya hingga menjadi agen mossad karena lingkungan kampusnya yang tidak mendukung.

Cerpen: Tanpa judul

Tanpa Judul     Muka cuek itu masih menghiasi sebagian kepalanya, bukan bukan karena benci lebih tepatnya   tidak ingin diperhatikan lebih...