Tampilkan postingan dengan label kejujuran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kejujuran. Tampilkan semua postingan

Antara Korupsi dan Menyontek

 Korupsi dan Menyontek

 

 

Semakin bertambah hari, masalah negara ini semakin kompleks. Covid 19 yang semakin hari semakin naik kasusnya. Tercatat hari ini sudah mencapai 1 juta kasus sejak bulan maret 2020 silam. Ditambah kasus rasisme yang muncul kembali. Kasus terakhir yang disebutkan seharsnya sudah selsai kita hindari dan seharusnya sudah tidak ada di negeri yang menjunjung tinggi keberagaman. Kasus yang lebih parah yaitu Korupsi dana bantuan sosial yang dilakukan para elit politik. Saya tidak pernah bisa membayangkan disaat kondisi pandemi covid 19 yang semua aktivitas rakyat terbatas terutama aktivitas mencari nafkah, namun para elit di negeri ini dengan mudahnya memaling uang rakyat dan yang dicurinya adalah bantuan untuk rakyat yang sedang kesulitan dalam kondisi pandemi.. Sangat biadab.

Pada artikel kecil ini saya mencoba memberikan opini saya terkait hubungan antara korupsi dan menyontek saat ujian. Kenapa saya menghubungkan korupsi dengan menyontek. Alasan pertama yaitu tulisan ini ditulis pada momen menjelang ujian tengah semester. Alasan kedua yaitu karena korupsi dan menyontek merupakan hal yang mencederai nilai-nilai kejujuran.  Dalam kamus besar bahasa Indonesia korupsi adalah penyelewengan uang negara (perusahaan, yayasan, organisasi atau sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Dalam pengertian ini jelas sekali bahwa korupsi bertentangan dengan nilai-nilai kejujuran. Karena jujur itu sendiri artinya mengikuti aturan yang berlaku, melakukan dan mengatakan apa adanya sesuai aturan.

Banyak diantara kita selalu mencela pelaku korupsi namun tak sadar diri sendiri sering berlaku tidak jujur atau dusta. Korupsi adalah kejahatan terbesar yang artinya akumulasi dari kejahatan kejahatan kecil. Seseorang berani melakukan korupsi pastinya telah melewati fase kebohongan yang sederhana/kecil. Tak mungkin koruptor berani maling uang negara tanpa memiliki pengalaman korupsi di tingkat yang lebih rendahnya. Kalaupun tidak korupsi di tingkat yang lebih rendah pastinya mereka pernah melakukan ketidakjujuran di tingkat yang lebih rendah. Kenapa saya bisa mengatakan seperti ini. Karena kejahatan yang skalanya besar pasti merupakan skill yang sudah lama terlatih atau dengan kata lain telah memiliki pengalaman yang lama. Pengalaman seperti apa itu ? pastinya pengalaman yang berkaitan dengan kebohongan dalam melakukan sesuatu.

Aktivitas kebohongan itu ragam contohnya. Salah satunya yaitu menyontek saat ujian. Kenapa saya mengambil contoh ini. Karena saya ingin sedikit memberikaan kritik terhadap pelajar yang sering kali mencela koruptor tapi tanpa mengoreksi diri pribadinya. Menurut saya korupsi dan menyontek saat ujian adalah sama-sama tindakan ketidakjujuran. Menyontek saat ujian sama saja dengan membohongi dirinya sendiri dan membohongi orang lain karena bukan atas usahanya soal itu dikerjakan tapi ada campur tangan pihak lain baik alat untuk menyontek maupun teman contekannya. Begitu juga dengan korupsi duit yang didapatnya bukan duit hasil usaha yang baik tapi didapat dengan melakukan pencurian.

 

-Akmal Ghazi

Cerpen: Tanpa judul

Tanpa Judul     Muka cuek itu masih menghiasi sebagian kepalanya, bukan bukan karena benci lebih tepatnya   tidak ingin diperhatikan lebih...