Begini cara mencari makna hidup

Begini Cara Mencari Makna Hidup: Resensi Buku Man's Search for Meaning

 

Buku Man's Search For Meaning

    Sebagian dari kita pasti pernah merasakan penderitaan. Lahir dari keluarga yang tidak harmonis, menjadi korban pembulian di sekolah dan berbagai macam penderitan lainnya. Ada beberapa orang yang memilih jalan keluar dari penderitaan itu dengan mencari kesenangan yang justru membahayakan. Seperti narkoba, minum minuman keras bahkan yang paling parah bunuh diri. Nah teman-teman sekalian di buku ini, segala fase kehidupan contohnya penderitaan itu ada maknanya.  bagaimana itu bisa terjadi yuk baca resensi bukunya.

Resensi Buku Man's Search For meaning

 Deskripsi Buku

Judul Buku                  : Man’s Search for meaning (cetakan Indonesia)

Penulis                         : Victor Frankl

Penerbit                       : Noura Publishing

Tahun Terbit               : 2013 (Indonesia)

Jumlah Halaman         : 266 Halaman


Biografi Penulis

    Viktor Frankl, penulis buku Man’s Search for Meaning adalah seorang neurolog dan psikiater terkemuka di eropa. Selama hidupnya dia pernah ditawan di kamp konsentrasi Nazi (Kamp Auschwitz) pada masa perang dunia kedua. Begitu juga dengan istri, ayah, ibu dan anaknya. Namun mereka berada di kamp berbeda. Saat mengetahui kabar kematian keluarganya itu. Viktor menemukan makna bahwa hidup harus terus berjalan di dalam kondisi penderitaan sekalipun. Menurutnya kita tidak bisa menghindari penderitaan namun kita bisa mengatasi dan menemukan makna di setiap penderitaan. Karena dengan itu kita bisa menemukan alasan mengapa kita harus bertahan hidup.

 

Isi Buku

    Buku ini dibagi menjadi dua pembahasan. Bahasan pertama adalah cerita bagaimana seorang Viktor Frankl yang ditawan di Kamp konsentrasi Nazi. Kejadian demi kejadian yang dialami, dia ceritakan di bagian ini. Seperti kamp pada biasanya menjadi pekerja paksa adalah suatu hal yang biasa bahkan wajib dilakukan tawanan. Makan adalah hal yang sangat langka, jangankan diberi semangkok nasi makan hanya 1 kali dalam sehari itu pun hanya sup kacang hijau yang encer dan sepotong roti. Pemberian itu tidak berbanding lurus dengan pekerjaan yang diberikan. Bermalasan-malasan bukan sebuah pilihan walaupun memang kenyataannya tahanan dalam keadaan Lelah. Sakit ? adalah suatu ha yang haus dihindari tahanan, jika terlihat sakit maka orang tersebut akan dikirim ke kamar gas. Dan tidak ada kehidupan setelah masuk ke kamar itu. Terkadang Viktor Frankl mampu melewati semua itu dengan memanfaatkan keahliannya sebagai seorang psikiater. Terkadang dia menjadi penasehat ketua kamp yang kejam sehingga dirinya tidak terkena kekejaman ketua tersebut. Namun yang pasti dia tidak pernah dikirim ke kamar gas.

Penemuan Makna hidup

Selama berada dalam kamp, Viktor menemukan makna kehidupannya. Melalui tiga alasan dia menemukannya yaitu Pekerjaan, Cinta dan Penderitaan. Karena pekerjaannya dia memiliki alasan untuk hidup/tidak bunuh diri di dalam kamp agar dapat mempublikasikan karyanya (logoterapi) selepas keluar dari kamp. Karena keinginannya bertemu dengan istrinya Viktor ingin sekali bertahan hdu walau berada di dalam kamp yang banyak sekali penderitaan.

“Dia yang menemukan alasan untuk hidup dapat menanggung apapun kondisi kehidupan yang menimpanya”

Setiap orang memiliki makna hidup yang berbeda. Makna hidup bisa ditemukan sesuai dengan kondisinya artinya makna hidup tidak bisa secara umum ditetapkan. Makna hidup bersifat spesifik. kita memaknai hidup dalam suatu kondisi.

Makna hidup sejati ditemukan melalui tanggung jawab yang bukan terhadap dirinya. (pekerjaan dan istrinya)

Makna dibalik penderitaan

Setiap orang memiliki caranya sendiri dalam memaknai penderitaan. Intinya apa yang terjadi tidak bisa diubah tapi pandangan soal penderitaan dapat diubah.


Teori Logoterapi

    Karena pengalamannya berada di kamp konsentrasi Viktor Frankl menemukan teori Logoterapi, sebuah terapi psikologi yang menitik beratkan pada pemaknaan hidup seseorang. Berbeda dengan psikoanalisis yang dimana pasien bertanya bagaimana cara mengobati dirinya/menyelesaikan masalah hidupnya. Logoterapi justru menyuruh pasiennya bertanya kepada diri sendiri apa makna hidupnya. Perbedaan mendasar logoterapi dan psikoanalisis yaitu jika di psikoanalisis menitik beratkan pada keinginan mencapai kesenangan /mencari kesenangan. di logoterapi bagaimana kita bisa memaknai setiap kefase kehidupan bahan di dalam kondisi terburuk sekalipun


Kelebihan Buku

1. Walaupun terdapat cerita pribadi ketika berada di dalam kamp konsentrasi, Viktor Frankl tidak menceritakan kisahnya dengan mendramatisir, namun lebih kepada bagaimana cara dia bertahan hidup di kondisi terburuk.

2. terjemahan bukunya sangat baik 

-Akmal Ghazi

Esensi Menghafal Al Quran


sumber gambar: pexels
 
Dulu sebelum saya memahaminya, Hafalan Al Quran adalah suatu perlombaan, dimana, siapa yang menghafal dengan jumlah ayat yang banyak dialah pemenangnya. Maka dari pemahaman itu, sering saya melihat dan menganggap orang yang sedang menghafal Al Quran bersama kawannya itu hakikatnya mereka sedang berlomba. Ternyata itu agak keliru. Setelah saya tahu esensinya, menghafal bukan hanya sekadar menambah ayat maupun memperbanyak juz yang didapat. Justru menghafal itu adalah jalan bagi kita untuk mengingat Allah dan jalan bagi kita untuk memohon ampunan bagi diri yang banyak dosa. Karena hakikatnya maksud allah menyuruh kita menghafal adalah semakin kita berikhtiar menghafal semakin kita ingat kepada-Nya. Sehingga nilai-nilai kehidupan yang Allah berikan melalui Al Quran dapat dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan.

Allah lah yang memiliki segala ilmu maka hak Dia dalam memberikan hafalan berapapun kepada hambanya yang berikhtiar. Dan Allah menilai setiap ikhtiar kita dalam menghafal bukan dari jumlah hafalan yang kita dapatkan. tapi dari ikhiar yang kita lakukan. Bisa dibayangkan jika Allah menilai hafalan itu dari banyaknya juz yang kita dapat bukan dari ikhtiar. Mungkin bagi orang yang mudah menghafal akan lebih banyak pahalanya. Namun adilnya Allah, Dia tidak menilai dari banyaknya hafalan tapi dari seberapa kuat Ikhtiar yang dilakukan.

Terkadang kita merasa putus asa ketika sulit mendapatkan ayat yang ingin dihafal. Berulang kali kita membacanya kemudian menghafalkannya namun tak kunjung menempel di kepala. Sudah hafal ayat tersebut namun beberapa ayat sebelumnya sudah lupa lagi.  Ternyata hal tersebut adalah bentuk kasih sayang Allah kepada kita. Bukankah dengan mengulang membaca Al Quran ada banyak pahala yang didapat. Mungkin Allah sengaja tidak memberikan kita hafalan Quran karena ingin terlebih dahulu memberikan pahala yang besar bagi kita. Bukankah 1 huruf yang dibaca dlam Al Quran itu bernilai 10 kebaikan (pahala). Dan bukankah pahala adalah hal yang kita semua cari ?. 

Jadi pesan untuk kita semua khususnya Penulis adalah Jadikan hafalan Quran sebagai pengingat kita kepada Allah bukan hanya keluar dari lisan lantas hilang namun harus menancap dalam jiwa dan diimplementasikan dalam bentuk kebaikan. 



Antara Korupsi dan Menyontek

 Korupsi dan Menyontek

 

 

Semakin bertambah hari, masalah negara ini semakin kompleks. Covid 19 yang semakin hari semakin naik kasusnya. Tercatat hari ini sudah mencapai 1 juta kasus sejak bulan maret 2020 silam. Ditambah kasus rasisme yang muncul kembali. Kasus terakhir yang disebutkan seharsnya sudah selsai kita hindari dan seharusnya sudah tidak ada di negeri yang menjunjung tinggi keberagaman. Kasus yang lebih parah yaitu Korupsi dana bantuan sosial yang dilakukan para elit politik. Saya tidak pernah bisa membayangkan disaat kondisi pandemi covid 19 yang semua aktivitas rakyat terbatas terutama aktivitas mencari nafkah, namun para elit di negeri ini dengan mudahnya memaling uang rakyat dan yang dicurinya adalah bantuan untuk rakyat yang sedang kesulitan dalam kondisi pandemi.. Sangat biadab.

Pada artikel kecil ini saya mencoba memberikan opini saya terkait hubungan antara korupsi dan menyontek saat ujian. Kenapa saya menghubungkan korupsi dengan menyontek. Alasan pertama yaitu tulisan ini ditulis pada momen menjelang ujian tengah semester. Alasan kedua yaitu karena korupsi dan menyontek merupakan hal yang mencederai nilai-nilai kejujuran.  Dalam kamus besar bahasa Indonesia korupsi adalah penyelewengan uang negara (perusahaan, yayasan, organisasi atau sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Dalam pengertian ini jelas sekali bahwa korupsi bertentangan dengan nilai-nilai kejujuran. Karena jujur itu sendiri artinya mengikuti aturan yang berlaku, melakukan dan mengatakan apa adanya sesuai aturan.

Banyak diantara kita selalu mencela pelaku korupsi namun tak sadar diri sendiri sering berlaku tidak jujur atau dusta. Korupsi adalah kejahatan terbesar yang artinya akumulasi dari kejahatan kejahatan kecil. Seseorang berani melakukan korupsi pastinya telah melewati fase kebohongan yang sederhana/kecil. Tak mungkin koruptor berani maling uang negara tanpa memiliki pengalaman korupsi di tingkat yang lebih rendahnya. Kalaupun tidak korupsi di tingkat yang lebih rendah pastinya mereka pernah melakukan ketidakjujuran di tingkat yang lebih rendah. Kenapa saya bisa mengatakan seperti ini. Karena kejahatan yang skalanya besar pasti merupakan skill yang sudah lama terlatih atau dengan kata lain telah memiliki pengalaman yang lama. Pengalaman seperti apa itu ? pastinya pengalaman yang berkaitan dengan kebohongan dalam melakukan sesuatu.

Aktivitas kebohongan itu ragam contohnya. Salah satunya yaitu menyontek saat ujian. Kenapa saya mengambil contoh ini. Karena saya ingin sedikit memberikaan kritik terhadap pelajar yang sering kali mencela koruptor tapi tanpa mengoreksi diri pribadinya. Menurut saya korupsi dan menyontek saat ujian adalah sama-sama tindakan ketidakjujuran. Menyontek saat ujian sama saja dengan membohongi dirinya sendiri dan membohongi orang lain karena bukan atas usahanya soal itu dikerjakan tapi ada campur tangan pihak lain baik alat untuk menyontek maupun teman contekannya. Begitu juga dengan korupsi duit yang didapatnya bukan duit hasil usaha yang baik tapi didapat dengan melakukan pencurian.

 

-Akmal Ghazi

Cerpen: Tanpa judul

Tanpa Judul     Muka cuek itu masih menghiasi sebagian kepalanya, bukan bukan karena benci lebih tepatnya   tidak ingin diperhatikan lebih...