Tampilkan postingan dengan label Al Quran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Al Quran. Tampilkan semua postingan

Challenge 30 hari menulis: Part 3

 

Kebiasaan yang ingin saya milliki

Challenge 30 hari menulis: Part 3
Sumber Gambar: https://www.pexels.com/id-id/foto/pria-dengan-jaket-zip-up-biru-dan-celana-pendek-kuning-berdiri-dekat-pagar-logam-merah-6009290/

 

Mendengar kata kebiasaan saya teringat dengan buku Atomic habits karya James Clear dan buku How to master your habits karya Felix Siauw. Buku pengembangan diri yang sangat keren karena bisa langsung diaplikasikan. Banyak insight yang saya dapatkan dalam buku tersebut, namun satu hal yang suka dari kedua buku itu bahwa keahlian bisa didapatkan dengan melakukan hal yang sama secara berulang-ulang. Oleh karena itu Semenjak membaca buku-buku tersebut saya langsung membuat program salah satunya menulis setiap hari. Saya merasa beruntung telah menemukan dan membaca buku-buku tersebut.  Apa saja sih kebiasaan-kebiasaan yang ingin saya miliki. Insya Allah di tulisan kali ini akan saya sebutkan garis besarnya.

 

1. Beribadah tepat waktu

Sebenarnya kebiasaan ini pernah saya lakukan di era kejayaan saya yaitu awal masuk kuliah. Saat itu saya terbilang sangat rajin dalam hal sholat tepat waktu dan berjamaah. Baik itu shalat fardhu maupun shalat sunnah. Mungkin ini bentuk syukurku karena bisa masuk univesitas keren sekelas IPB. Saya juga masih terkagum” dengan pencapaian ini. Namun sayangnya kebiasaan beribadah tepat waktu mulai berkurang. Walaupun mungkin hanya sesekali. Seiring berjalannya waktu dan karena faktor” dari luar membuat ibadah saya kadang disepelekan (tidak tepat waktu).

 

2. Membaca dan menulis

Aktivitas menulis tidak bisa dipisahkan dengan aktivitas membaca. Orang yang ingin menulis harus memiliki sumber bacaan yang banyak supaya tulisannya bagus. Kebiasaan membaca sudah saya terapkan sejak SD. Namun kebiasaan menulis baru saya terapkan di bangku kuliah. Bsa dibilang jaraknya jauh. Saya mulai sadar bahwa menulis itu penting sebagai catatan bahkan sebagai warisan berharga dari si penulis saat dia sudah wafat. Melalui tulisan kita dapat mengekspresikan pendapat dan menyampaikan pesan. Melalui tulisan juga kita dapat memengaruhi dan memikat hati orang. Dari kesadaran itu saya berkeyakinan untuk menjadi penulis. Langkah kongkrit saya yaitu membiasakan menulis sepanjang waktu.

  

3. Olahraga

Memiliki tubuh sehat merupakan anugerah yang Allah berikan kepada kita. Salah satu bentuk syukur saya adalah merawatnya dengan cara berolahraga dan makan makanan yang bergizi. Saya ingin memiliki kebiasaan ini agar saya bisa melakukan kegiatan/bekerja dengan optimal tanpa rasa sakit. Disamping itu berolahraga juga artinya kita berinvestasi ntuk membentuk tubuh yang bagus, otot menjadi kuat, nafas menjadi segar dan tulang menjadi sehat. Langkah kongkrit yang sudah dilakukan adalah lari pagi/sore 1 km selama 2-3 hari sekali. Tidak perlu langsung dengan frekuensi yang tinggi, cukup lakukan hal yang mudah asal konsisten maka akan terlihat hasilnya.

 

4. Mendesain poster

Era digital mengharuskan kita dapat melakukan segala hal yang berkaitan dengannya. Karena hal itulah saya ingin memiliki satu skill di bidang ini yaitu desain poster. Alasannya sederhana supaya saya tidak bergantung kepada orang lain ketika saya membutuhkan poster untuk kegiatan. Selain itu saya juga ingin berdakwah melalui poster-poster yang saya buat.

 

5. Memiliki hati yang bersih

Jujur dari ke 4 kebiasaan yang telah disebutkan, kebiasaan memiliki jiwa yang bersih adalah kebiasaan yang sangat sulit diterapkan. Terkadang karena suatu peristiwa saya menjadi banyak berprangsaka buruk, iri, dengki, sombong dan riya. Padahal maksiat” seperti itulah yang sangat berbahaya. Jiwa yang kotor dapat memengaruhi tubuh karena jiwa merupakan komando dari tubuh kita. Jiwa yang akan mengontrol bagaimana otak berpikir, mata melihat dan tangan bertindak. Allah telah menjanjikan di surah ke 91 ayat 9 bahwa orang yang mampu membersihkan jiwanya maka dia akan sukses. Diksi sukses yang digunakan pada ayat itu menggunakan kata aflah yang berarti bukan hanya sukses tapi akan bahagia. Oleh karena itu saya ingin memiliki kebiasaan untuk selalu berusaha membersihkan jiwa/hati.

 

 

 Akmal Ghazi

4 September 2022

Challenge 30 hari menulis: Part 2

 Impian 5 tahun kedepan

 

Sumber Gambar: https://pixabay.com/id/photos/buku-toko-buku-membaca-penulis-1204029/

Apa Impianmu 5 tahun kedepan ?

Pertanyaan ini sering saya terima dan sering juga saya bergonta-ganti jawabannya. Bagi saya, pertanyaan semacam ini cukup sulit untuk dijawab apalagi semakin bertambah usia semakin banyak pula digampar oleh realita. Berbeda saat kecil dahulu yang sangat percaya diri jika ditanya apa impianmu ?  dokter, tentara, guru dan lain lain. Namun setelah mengerti esensi dari sebuah impian maka gua sudah bisa menentukan dengan percaya diri apa impian gua yang akan ditempuh 5 tahun kedepan. Gambar di atas merupakan gambaran impian saya 5 tahun kedepan. Sebuah tumpukan buku yang mengisyaratkan satu kata literasi. Apa saja itu mari kita lanjutkan pembahasannya.


Bekerja di laboratorium

Impian pertama saya yaitu Bekerja di laboratorium. Semakin bertambah usia semakin bertambah pula kebutuhan. Apalagi saya sebagai laki-laki yang memiliki tanggung jawab besar untuk menafkahi keluarga. Mengapa saya ingin bekerja di laboratorium khususnya laboratorium mikrobiologi. jawabannya sederhana karena sudah 5 tahun saya kuliah di jurusan Biologi. Terasa rugi jika saya bekerja tidak linear dengan apa yang saya pelajari di kampus. 

 

Menikah

Sebagai manusia pasti kita butuh pasangan hidup. Betul tidak ? omong kosong jika ada manusia yang tidak butuh lawan jenis (pasangan hidup). Buktinya saja di usia yang masih muda (remaja) di era sekarang banyak memenuhi kebutuhan itu. Walaupun ditempuhdengan jalur yang salah (pacaran). Padahal ada jalur yang lebih sehat dan halal yaitu dengan menikah. Menikah bisa menjadi sarana saya untuk menghindari maksiat. Selain itu adanya ganjaran pahala yang bisa didapat setelah menikah. Selain hal yang telah dijelaskan diatas ada satu kekurangan yang belum bisa saya dapatkan ketika lajang, yaitu tempat berbicara. ercaya atau tidak manusia butuh tempat bebicara yang saling memahami dan mengerti.

 

Hafidz 30 juz

Dulu bisa hafal Quran itu suatu kemustahilan. Melihat acara anak kecil yang bisa hafal Quran saya anggap wah ini sih memang keajaiban. Saya yang melihat dari sisi luar menganggap ini hanyalah keajaiban tanpa tahu bagaimana perjuangan anak kecil itu. Kini realita bahwa menghafal quran itu mudah bisa saya rasakan sendiri. Apalagi Allah telah menjamin bahwa Al Quran itu mudah dihafal. selain itu allah menjamin setiap uuf yang dibaca aakn dilipatgandakan pahalanya. banyak lagi manfaat yang bisa didapat ketika menghafal. jika dengan semua manfaat itu kita tidak tergerak untuk menghafal maka dengan cara apalagi kita tegerak untuk menghafal Al Quran.

 

Menjadi penulis

Seperti disinggung pada tulisan sebelumnya. Kegiatan menulis menjadi salah satu wadah bagi saya untuk mengingat-ngingat ilmu yang pernah didapatkan baik itu dari buku, kajian maupun perkuliahan. Bahkan tulisan bisa menjadi sarana untuk meluapkan emosi. Motivasi besar saya menjadi penulis adalah di era digital ini, tulisan bisa merubah pemikiran orang. Dari yang setuju menjadi tidak setuju dari yang tidak tertarik menjadi tertarik. Karena dasar itulah dakwah islam bisa diterapkan melalui tulisan. Saya ingin berkontribusi terhadap dakwah di bidang tulisan.  

 

Memiliki kebun pribadi di rumah

Impian saya selanjutnya adalah memiliki sebidang tanah yang ditanami tanaman buah-buahan. Rasa tenang dalam jiwa terkadang bisa muncul salah satunya ketka melihat kebun, Memetik buah-buahan dan merawat tanaman.

 

Memiliki perpustakaan pribadi

Teringat dulu saat liburan tempat rekreasi saya adalah bukan tempat wisata seperti orang pada umumnya melainkan toko buku. Melihat buku yang tersusun rapih dengan warna yang beragam dan judul buku yang menarik perhatian adalah sesuatu yang menyenangkan. Rasanya ingin membeli semua buku di toko tersebut. Bagaimana tidak, kita dapat berselancar dalam imajinasi ketika membaca lembar demi lembar sebuah buku. Agar keinginan dan kebutuhan saya terpenuhi perlu kiranya bagi saya untuk membuat perpustakaan pribadi. 

 

 

Akmal Ghazi

1 September 2022

Kematian dan Kebiasaan

 Kematian dan Kebiasaan

Gugur daun
Sumber Gambar: Pixabay

    Mendengar kata kematian, apa yang terbesit dalam hati dan pikiran kita ? Rasa takut, berakhirnya kehidupan atau malah bahagia ?, Berbicara mengenai kematian pasti kita semua sepakat bahwa kematian pasti terjadi dan dirasakan semua makhluk hidup. Sudah banyak kejadian yang mengingatkan kita akan hal ini. mulai dari kematian teman, keluarga dekat atau mungkin orangtua kita sendiri. 

Allah berfirman dalam Al Quran surah Ali Imran ayat 185.

“setiap yang bernyawa akan merasakan mati…..” 

kematian memang sebuah kepastian dan tidak bisa dikendalikan. Namun kita bisa mengendalikan dengan kondisi apa kita dimatikan oleh Allah. Dalam kondisi terbaik kah atau justru sebaliknya, naudzubillahimindzalik.

    Bagaimana caranya supaya kematian kita bisa dalam keadaan baik. Satu kunci dalam menjawab pertanyaan ini adalah bahwa kondisi kematian kita ditentukan oleh kebiasaan kita. kegiatan yang dilakukan berulang ulang sehingga tanpa berpikir panjang untuk melakukannya itu disebut kebiasaaan. Kebiasaan kita apakah dalam keadaan taat atau maksiat. Taat itu tidak sebatas dalam ibadah tapi juga bisa dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya ketika bekerja antara bekerja dengan taat dan maksiat itu beda. Bekerja dengan ketaatan kepada Allah akan membawa pekerja tidak melanggar syariatnya. Bekerja dengan taat itu bisa bernilai ibadah jika meniatkannya sebagai ibadah. Kebiasaan kebiasaan inilah yang kita harapkan. Kebiasaan meniatkan segala aktivitas kita dalam rangka ketaatan kepada Allah. Sehingga Ketika kematian itu datang insya Allah kita dimatikan dalam kebiasaan baik tersebut.

 

9 Juni 2022

-Akmal Ghazi

 

Esensi Menghafal Al Quran


sumber gambar: pexels
 
Dulu sebelum saya memahaminya, Hafalan Al Quran adalah suatu perlombaan, dimana, siapa yang menghafal dengan jumlah ayat yang banyak dialah pemenangnya. Maka dari pemahaman itu, sering saya melihat dan menganggap orang yang sedang menghafal Al Quran bersama kawannya itu hakikatnya mereka sedang berlomba. Ternyata itu agak keliru. Setelah saya tahu esensinya, menghafal bukan hanya sekadar menambah ayat maupun memperbanyak juz yang didapat. Justru menghafal itu adalah jalan bagi kita untuk mengingat Allah dan jalan bagi kita untuk memohon ampunan bagi diri yang banyak dosa. Karena hakikatnya maksud allah menyuruh kita menghafal adalah semakin kita berikhtiar menghafal semakin kita ingat kepada-Nya. Sehingga nilai-nilai kehidupan yang Allah berikan melalui Al Quran dapat dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan.

Allah lah yang memiliki segala ilmu maka hak Dia dalam memberikan hafalan berapapun kepada hambanya yang berikhtiar. Dan Allah menilai setiap ikhtiar kita dalam menghafal bukan dari jumlah hafalan yang kita dapatkan. tapi dari ikhiar yang kita lakukan. Bisa dibayangkan jika Allah menilai hafalan itu dari banyaknya juz yang kita dapat bukan dari ikhtiar. Mungkin bagi orang yang mudah menghafal akan lebih banyak pahalanya. Namun adilnya Allah, Dia tidak menilai dari banyaknya hafalan tapi dari seberapa kuat Ikhtiar yang dilakukan.

Terkadang kita merasa putus asa ketika sulit mendapatkan ayat yang ingin dihafal. Berulang kali kita membacanya kemudian menghafalkannya namun tak kunjung menempel di kepala. Sudah hafal ayat tersebut namun beberapa ayat sebelumnya sudah lupa lagi.  Ternyata hal tersebut adalah bentuk kasih sayang Allah kepada kita. Bukankah dengan mengulang membaca Al Quran ada banyak pahala yang didapat. Mungkin Allah sengaja tidak memberikan kita hafalan Quran karena ingin terlebih dahulu memberikan pahala yang besar bagi kita. Bukankah 1 huruf yang dibaca dlam Al Quran itu bernilai 10 kebaikan (pahala). Dan bukankah pahala adalah hal yang kita semua cari ?. 

Jadi pesan untuk kita semua khususnya Penulis adalah Jadikan hafalan Quran sebagai pengingat kita kepada Allah bukan hanya keluar dari lisan lantas hilang namun harus menancap dalam jiwa dan diimplementasikan dalam bentuk kebaikan. 



Cerpen: Tanpa judul

Tanpa Judul     Muka cuek itu masih menghiasi sebagian kepalanya, bukan bukan karena benci lebih tepatnya   tidak ingin diperhatikan lebih...